MEMUTUS
MATA RANTAI KEMISKINAN
Tidak
sedikit memang, setiap keluarga yang miskin, pemulung, pengemis, generasi
mereka juga melakukan pekerjaan yang sama dengan apa yang dilakukan oleh orang
tua mereka. Namun tidak sedikit juga dari kalangan orang kaya, yang dahulunya
hidup merekan juga miskin dan sederhana.
Presiden
kita contohnya” Ir.H. JOKOWIDODO Yang
Akrab di sapa dengan JOKOWI, yang terlahir dari keluarga sederhana, bahkan
untuk membayar uang sekolah dan uang saku saja beliau pernah bekerja sebagai
jasa payung dan angkat barang. Tidak hanya itu, beliau juga pernah bekerja di
usaha kayu/ meble di tempat orangtuanya.
Coba lihat beliau sekarang, menjadi orang nomor satu di INDONESIA.
Jika
diperhatikan, Kemiskinan selalu berkaitan dengan kebodohan. Seseorang yang
dilahirkan ditengah kemiskinan akan cenderung tidak dapat sekolah karena
keterbatasan biaya untuk melanjutkan pendidikannya. Akhirnya kemiskinan itu
melahirkan kebodohan .
Kebodohan
tersebut akhirnya akan melahirkan kemiskinan, karena seseorang yang bodoh sulit
untuk diterima di dunia kerja yang layak dan akhirnya mereka yang bodoh hanya
dapat bekerja di sektor informal karena mereka tidak memiliki pengetahuan dan
keterampilan untuk dapat bekerja secara layak dan akhirnya melahirkan
kemiskinan pula.
“ Iniah yang mungkin menjadi pertanyan, Mana yang lebih dulu ada Telur
atau Ayam, Ayam dulu yang ada kemudian bertelur, atau Ada telur dulu baru ada
ayam?”
Sama halnya dengan
kemiskinan, Kemiskinan yang menimbulkan kebodohan atau Kebodohan yang
menyebabkan kemiskinan? Pada prinspinya tidak ada manusia yang bercita-cita
menjadi manusia yang bodoh dan tidak ada seorangpun yang bermimpi hidup dalam
kemiskinan. Oleh sebab itu Melalui pendidikan adalah salah satu cara untuk
memutus mata rantai kemiskinan.
“ Jika seluruh anak-anak indonesia bisa merasakan pendidikan yang layak
dan dengan semestinya yang diharuskan, kemungkinan besar dapat memutus rantai
kemiskinan di negara kita karena pendidikan merupakan investasi untuk masa
depan “
2.
PEMBERDAYAAN
KAUM IBU
keluarga hendaknya dapat dijadikan model bagi anak untuk
belajar bertingkah laku, mendapatkan pengasuhan dan kasih sayang serta belajar
nilai-nilai yang dipandang penting bagi kehidupannya di masa depan. Oleh karena
itu, sangatlah tidak layak jika anak dan istri dilibatkan dalam kegiatan
mencari nafkah. kasih sayang, perhatian dan pendidikan seorang ibu sangatlah di
butuhkan anak dalam pembentukan akhlak dan mental. Kalua akhlak seseorang baik, pasti
orang lain mau membantu dan karirnya meningkat Karena orang lain
mempercayainya.
Susi Pudjiastuti, namanya yang sudah tidak asing lagi, semua
orang bahkan sampai mancanegara pun mengenalnya, yang hanya lulusan SMP, tetapi
karirnya sangat sukses di bidang bisnis dan kementrian, dan telah banyak
menerima penghargaan. Berani mengambil resiko, tidak mudah menyerah,
bersemangat baja, berjiwa nasionalisme yang tinggi, itulah gambaran beliau yang
beredar di media masa dll.
Menurut saya, akhlak baik adalah
kunci kesuksesan dunia dan akhirat, dan pembelajaran akhlak yang paling dekat
adalah keluarga. Jadi, kalau ingin mengubah masadepan generasi muda yaitu
mencipatakan keluarga yang berakhlak.