Rabu, 24 Mei 2017

ARTIKEL MEMUTUSKAN MATARANTAI KEMISKINAN




MEMUTUS MATA RANTAI KEMISKINAN


Tidak sedikit memang, setiap keluarga yang miskin, pemulung, pengemis, generasi mereka juga melakukan pekerjaan yang sama dengan apa yang dilakukan oleh orang tua mereka. Namun tidak sedikit juga dari kalangan orang kaya, yang dahulunya hidup merekan juga miskin dan sederhana. 
Presiden kita contohnya” Ir.H. JOKOWIDODO Yang Akrab di sapa dengan JOKOWI, yang terlahir dari keluarga sederhana, bahkan untuk membayar uang sekolah dan uang saku saja beliau pernah bekerja sebagai jasa payung dan angkat barang. Tidak hanya itu, beliau juga pernah bekerja di usaha kayu/ meble di tempat orangtuanya.  Coba lihat beliau sekarang, menjadi orang nomor satu di INDONESIA.

1.       PENDIDIKAN
Jika diperhatikan, Kemiskinan selalu berkaitan dengan kebodohan. Seseorang yang dilahirkan ditengah kemiskinan akan cenderung tidak dapat sekolah karena keterbatasan biaya untuk melanjutkan pendidikannya. Akhirnya kemiskinan itu melahirkan kebodohan .
Kebodohan tersebut akhirnya akan melahirkan kemiskinan, karena seseorang yang bodoh sulit untuk diterima di dunia kerja yang layak dan akhirnya mereka yang bodoh hanya dapat bekerja di sektor informal karena mereka tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk dapat bekerja secara layak dan akhirnya melahirkan kemiskinan pula.
“ Iniah yang mungkin menjadi pertanyan, Mana yang lebih dulu ada Telur atau Ayam, Ayam dulu yang ada kemudian bertelur, atau Ada telur dulu baru ada ayam?”

Sama halnya dengan kemiskinan, Kemiskinan yang menimbulkan kebodohan atau Kebodohan yang menyebabkan kemiskinan? Pada prinspinya tidak ada manusia yang bercita-cita menjadi manusia yang bodoh dan tidak ada seorangpun yang bermimpi hidup dalam kemiskinan. Oleh sebab itu Melalui pendidikan adalah salah satu cara untuk memutus mata rantai kemiskinan.

“ Jika seluruh anak-anak indonesia bisa merasakan pendidikan yang layak dan dengan semestinya yang diharuskan, kemungkinan besar dapat memutus rantai kemiskinan di negara kita karena pendidikan merupakan investasi untuk masa depan “

2.       PEMBERDAYAAN KAUM IBU
keluarga hendaknya dapat dijadikan model bagi anak untuk belajar bertingkah laku, mendapatkan pengasuhan dan kasih sayang serta belajar nilai-nilai yang dipandang penting bagi kehidupannya di masa depan. Oleh karena itu, sangatlah tidak layak jika anak dan istri dilibatkan dalam kegiatan mencari nafkah. kasih sayang, perhatian dan pendidikan seorang ibu sangatlah di butuhkan anak dalam pembentukan akhlak dan mental. Kalua akhlak seseorang baik, pasti orang lain mau membantu dan karirnya meningkat Karena orang lain mempercayainya. 

Susi Pudjiastuti, namanya yang sudah tidak asing lagi, semua orang bahkan sampai mancanegara pun mengenalnya, yang hanya lulusan SMP, tetapi karirnya sangat sukses di bidang bisnis dan kementrian, dan telah banyak menerima penghargaan. Berani mengambil resiko, tidak mudah menyerah, bersemangat baja, berjiwa nasionalisme yang tinggi, itulah gambaran beliau yang beredar di media masa dll.
Menurut saya, akhlak baik adalah kunci kesuksesan dunia dan akhirat, dan pembelajaran akhlak yang paling dekat adalah keluarga. Jadi, kalau ingin mengubah masadepan generasi muda yaitu mencipatakan keluarga yang berakhlak.